Paket Wisata Jawa Tengah | Paket Wisata Semarang | Karimunjawa | Rafting
Headlines News :

Latest Post


Gedung Marabunta Semarang

Sebagai salah satu Bangunan Kuno di Kota Semarang, Gedung Marabunta memiliki ciri yang unik, yaitu adanya patung semut raksasa di atapnya. Tanggal didirikanya bangunan ini belum dapat dipastikan, tetapi ada beberapa dugaan yang dapat dijadikan bahan pertimbangan. Pada tahun 1854 di kalangan masyarakat Eropa berdiri sebuah pementasan tetap yang dikatakan berlangsung sebulan sekali.

Kemungkinan besar Marabunta sudah ada pada masa itu dan dipakai oleh perkumpulan ini dan perkumpulan yang lain untuk mementaskan karya seni drama. Dugaan ini diperkuat oleh gaya bangunan lengkung busur dan kolom langsing yang ada di dalam auditorium merupakan dua hal yang digemari pada sampai dengan akhir abad yang lalu. Sistem dinding menyangga dan pasangan bata rollag di atas ambang pintu maupun jendela juga dapat memperkuat dugaan tersebut.

Bagaimanapun, Marabunta mempunyai arti penting dalam perkembangan seni pentas terutama drama, tari dan musik di Semarang. Gedung cantik Marabunta ini pernah menjadi tempat pertunjukan seorang spionase wanita cantik bernama Matahari. Pada awal kemerdekaan setelah tidak dipakai lagi sebagai gedung pertunjukan, gedung ini ditempai oleh yayasan Empat Lima, yang anggotanya antara lain almarhum mantan presiden Suharto dan almarhum Supardjo Rustam. Yayasan ini kemudian berganti nama menjadi Yayasan Kodam.

Gedung Marba, Kota Lama Semarang

Gedung Marba yang terletak di salah satu sudut kota lama, seberang Taman Srigunting, tepatnya Jalan Let. Jend. Suprapto No 33 Semarang ini dibangun pada pertengahan abad XIX, merupakan bangunan 2 lantai dengan tebal dinding ± 20 cm. Bangunan ini berdiri sekitar pertengahan abad XIX. Pembangunan ini diprakarsai oleh MARTA BADJUNET, seorang warga negara Yaman, merupakan seorang saudagar kaya pada jaman itu. Untuk mengenang jasanya bangunan itu dinamai singkatan namanya MARBA. Gedung ini awalnya digunakan sebagai kantor usaha pelayaran, Ekspedisi Muatan Kapal Laut (EMKL). Selain kantor tersebut digunakan pula untuk toko yang modern dan satu-satunya pada waktu itu , DE ZEIKEL. Setelah pensiun, perusahaan pelayarannya dipegang oleh anaknya MR MARZUKI BAWAZIR. Agak disayangkan gedung kuno yang eksotis ini saat ini tidak ada aktivitasnya dan digunakan untuk gudang.
Sumber : seputar semarang

Duderan, Tradisi Warisan Tempo Dulu

foto : mediaindonesia
Duderan adalah sebuah upacara yang menandai bahwa bulan puasa telah datang, dulu dugderan merupakan sarana informasi Pemerintah Kota Semarang kepada masyarakatnya tentang datangnya bulan Ramadhan. Dugderan dilaksanakan tepat 1 hari sebelum bulan puasa. Kata Dugder, diambil dari perpaduan bunyi dugdug, dan bunyi meriam yang mengikuti kemudian diasumsikan dengan derr.

Kegiatan ini meliputi pasar rakyat yang dimulai sepekan sebelum dugderan, karnaval yang diikuti oleh pasukan merahputih, drumband, pasukan pakaian adat “BINNEKA TUNGGAL IKA” , meriam , warak ngendok dan berbagai potensi kesenian yang ada di Kota Semarang. Ciri Khas acara ini adalah warak Ngendok sejenis binatang rekaan yang bertubuh kambing berkepala naga kulit sisik emas, visualisasi warak ngendok dibuat dari kertas warna – warni. Acara ini dimulai dari jam 08.00 sampai dengan maghrib di hari yang sama juga diselenggarakan festival warak dan Jipin Blantenan.

Sejarah "Dugder"
Sudah sejak lama umat Islam berbeda pendapat dalam menentukan hari dimulainya bulan Puasa, masing-masing pihak biasanya ingin mempertahankan kebenarannya sendiri-sendidi, hal tersebut sering menimbulkan beberapa penentuan dimulainya puasa ini mendapat perhatian yang berwajib. Hal ini terjadi pada tahun 1881 dibawah Pemerintah Kanjeng Bupari RMTA Purbaningrat.Beliaulah yang pertama kali memberanikan diri menentukan nulainya hari puasa, yaitu setelah Bedug Masjid Agung dan Maeriam di halaman Kabupaten dibunyikan masing-masing tiga kali. Sebelum membunyikan bedug dan meriam tersebut, diadakan upacara dihalaman Kabupaten
Adanya upacara Dug Der tersebut makin lama makin menarik perhatian masyarakat Semarang dan sekitarnya, menyebabkan datangnya para pedagang dari berbagai daerah yang menjual bermacam0macam makanan, minuman dan mainan anak-anak seperti yang terbuat dari tanah liat ( Celengan, Gerabah), mainan dari bambu ( Seruling, Gangsingan), mainan dari kerta (Warak Ngendog)

Jalannya Upacara
Sebelum pelaksanaan dibunyikan bedug dan meriam di Kabupaten, telah dipersiapkan berbagai perlengkapan berupa :
  1. Bendera
  2. Karangan bunga untuk dikalungkan pada 2 (dua) pucuk meriam yang akan dibunyikan.
  3. Obat Inggris (Mesiu) dan kertas koran yang merupakan perlengkapan meriam
  4. Gamelan disiapkan di pendopo Kabupaten.

Adapun petugas yang harus siap ditempat :
  1. Pembawa bendera
  2. Petugas yang membunyikan meriam dan bedug
  3. Niaga ( Pengrawit)
  4. Pemimpin Upacara, biasanya Lurah/Kepala Desa setempat.
Upacara Dug Der dilaksanakan sehari sebelum bulan puasa tepat pukul 15.30 WIB.Ki Lurah sebagai Pimpinan Upacara berpidato menetapkan hari dimulainya puasa dilanjutkan berdoa untuk mohon keselamatan. Kemudian Bedug di Masjid dibunyikan 3 (tiga) kali. Setelah itu gamelan Kabupaten dibunyikan dengan irama MOGANG.

Prosesi "Dugder"
Meskipun jaman sudah berubah dan berkembang namun tradisi Dug Der masih tetap dilestarikan. Walaupun pelaksanaan Upacara Tradisi ini sudah banyak mengalami perubahan, namun tidak mengurangi makna Dug Der itu sendiri. Penyebab perubahan pelaksanaan antara lain adalah pindahnya Pusat Pemerintahan ke Balaikota di Jl Pemuda dan semakin menyempitnya lahan Pasar Malam, karena berkembangnya bangunan-bangunan pertokoan di seputar Pasar Johar.Upacara Tradisi Dug Der sekarang dilaksanakan di halaman Balaikota dengan waktu yang sama, yaitu sehari sebelum bulan Puasa. Upacara dipimpin langsung oleh Bapak Walikota Semarang yang berperan sebagai Adipati Semarang.Setalah upacara selesai dilaksnakan, dilanjutkan dengan Prosesi/Karnaval yang diikuti oleh Pasukan Merah Putih, Drum band, Pasukan Pakaian Adat “ Bhinneka Tunggal Ika “, Meriam, Warak Ngendog dan berbagai kesenian yang ada di kota Semarang.
Dengan bergemanya suara bedug dan meriam inilah masyarakat kota Semarang dan sekitarnya mengetahui bahwa besok pagi dimulainya puasa tanpa perasaan ragu-ragu.

Dieng Culture Vestival 2011

Acara ini merupakan agenda kegiatan tahunan dalam rangka memromosikan potensi pariwisata khususnya wisata budaya di Dataran Tinggi Dieng, yang akan diselenggarakan pada tanggal 1-3 Juli 2011. Festival tersebut akan menampilkan berbagai kesenian dan budaya khas Dataran Tinggi Dieng termasuk pameran hasil kerajinan masyarakat setempat serta ruwatan dengan memotong rambut "gimbal" anak agar anak yang memiliki rambut gimbal tersebut sehat dan rambutnya bisa tumbuh normal. Acara "Dieng Culture Festival 2011" ini diharapkan dapat memulihkan kepariwisataan Dataran Tinggi Dieng pascabencana gas beracun (CO2) yang dikeluarkan Kawah Timbang.

Soropadan Agro Expo 2011

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Tengah berperan aktif dalam Soropadan Agro Expo 2011. Soropadan Agro Expo (SAE) sebagai salah satu upaya Pemerintah Daerah Jawa Tengah untuk menciptakan peluang pengembangan pasar komoditas agro secara konsisten dilaksanakan setiap dua tahun sejak tahun 2001. Sebagai event pameran pertanian besar, SAE dari tahun ke tahun menunjukkan perkembangan positif, baik ditinjau dari kualitas materi maupun kuantitas peserta dan pengunjung. Materi pameran SAE mempunyai daya tarik tersendiri karena di samping memamerkan aneka produk, alsin dan teknologi di tenda-tenda indoor, juga disajikan pameran outdoor di petak-petak kebun dengan aneka komoditas pertanian tanaman pangan, perkebunan, ternak dan kehutanan. Sehingga event ini telah menarik perhatian masyarakat dari luar provinsi Jawa Tengah bahkan dari luar negeri, untuk berpartisipasi sebagai peserta maupun sebagai pembeli. SAE ke V dilaksanakan pada tanggal 1-5 Juli tahun 2011 bertempat di Sub Terminal Agribisnis (STA) Soropadan dengan mengambil tema: Mantapkan Kemitraan Dengan Dunia Usaha Untuk Mengembangkan Akses Pasar Global .

Wajah Baru Pantai Alam Indah, Tegal

Pantai Alam Indah (PAI), salah satu ­lokawisata Kota Tegal terus berbenah. Kini penambahan sarana dan prasarana di objek wisata tersebut terus dilakukan Pemkot Tegal. Kalau selama ini sarana wisata yang ada itu berupa taman bermain, anjungan, waterboom, dan Monumen Bahari, maka mulai awal Ramadan sarananya dilengkapi dengan anjungan yang ­panjangnya mencapai 250 meter dan kapal restorasi bernama ­
Lor ing Margi. Jenis restoran apung tersebut bisa dibilang satu-­satunya di Jateng.

Tentu saja itu semua bertujuan untuk meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) dari sektor pariwisata. Keberadaan restoran apung Lor Ing Margi dan anjungan baru dapat menjadi magnet untuk menggaet wisatawan lokal maupun dari luar daerah untuk berkunjung ke PAI. Dengan demikian, pendapatan asli daerah Kota Tegal meningkat.
Kepala Dinas Pemuda Olahraga Kebuda­ya­an dan Pariwisata (Disporbudpar), Ir HM Wah­yudi MM, mengatakan, kapal Lor Ing Margi resmi beroperasi, Minggu (9/8). Laun­ching dilakukan Wali Kota Tegal H Ikmal Jaya SE Ak. Kapal tersebut merupakan kapal kargo yang biasa digunakan untuk mengangkut kayu dari Kalimantan. Namun sejak tahun 2007, oleh PT Tegal Shipyard Utama, kapal yang memiliki panjang 45 meter dan lebar 12,5 meter itu disulap menjadi sebuah kapal restorasi (restoran terapung).

Menurut Wahyudi, Kapal Lor Ing Margi tak hanya berfungsi sebagai restoran, namun juga dapat digunakan sebagai kegiatan rapat, acara pernikahan dan pesta ulang tahun atau acara syukuran. Sebab, kapal tersebut juga menyediakan restoran dengan daya tampung lebih dari 150 orang.

Demikian juga ruang rapat di bagian ba­wah berkapasitas 100 orang. Selain itu ada empat buah kamar yang di bagian paling atas dekat ruang kemudi.

Wahyudi mengemukakan, pihaknya selama bulan Ramadan juga meningkatkan pengawasan terhadap objek wisata PAI. Upaya tersebut dilakukan untuk mengantisipasi kemungkinan adanya sejumlah orang yang memanfaatkan untuk tempat berbuat maksiat.
Dia mengatakan, jumlah petugas yang melakukan pengawasan sebanyak 8 personel, terdiri atas polisi, Satpol PP, TNI AL dan petugas dari Disporbudpar. Menurut dia, dalam rang­­ka meningkatkan kenyamanan pengunjung pihaknya dalam waktu dekat ini akan melakukan penataan parkir kendaraan. Pasalnya, selama ini kondisi parkir kendaraan masih semra­wut. Bahkan, sering dijumpai pengunjung me­markir mobil maupun motor hingga di dekat pantai.

Kondisi demikian, menyebabkan suasana PAI tidak teratur. Oleh karena itu, perlu dila­ku­kan penataan terhadap kendaraan pengunjung. Sesuai rencana, akan ada areal parkir di depan masjid di komplek PAI. Selain itu, akan ada peningkatan jalan yang mengelilingi taman kura-kura. Upaya tersebut untuk mengatasi ge­nangan rob yang biasa terjadi saat musim angin timuran dan musim penghujan.

Dengan adanya langkah-langkah tersebut, ketertiban dan kenyamanan pengunjung semakin meningkat. Para pengunjung ketika akan menuju pantai berjalan kaki, sehingga lingkungan pantai terlihat bersih dan teratur.

YANG pasti, seiring dengan kelengkapan sarana dan prasarana wisata, seperti adanya penambahan anjungan dan restoran terapung Lor Ing Margi jumlah pengunjung PAI semakin meningkat. Pihaknya, optimistis target Rp 1 miliar per tahun bisa terpenuhi.
Tahun ini objek wisata alam satu-satunya di Kota Bahari itu akan diperlebar sekitar tujuh hektare. Adapun jumlah anggaran yang disiapkan mencapai Rp 3 ,3 miliar. Dana tersebut antara lain untuk pengurugan wahana permainan anak, pembangunan jalan di taman kura-kura, pembangunan saluran air, pembangunan mandi bilas dan WC umum, pembangunan Monumen Bahari tahap kedua, pembangunan area parkir serta pembangunan tembok keliling.

Menurut Wahyudi, pengembangan PAI akan memberikan dampak multiefek yang baik kepada masyarakat di sekitarnya. Pasalnya, dengan semakin ramainya pengunjung ekonomi masyarakat juga bisa meningkat. Mereka bisa berdagang berbagai makanan sehingga memperoleh penghasilan.

Selain pengembangan sarana dana prasa­ra­na pihaknya bersama Dinas Pekerjaan Umum (DPU) juga melakukan perbaikan terhadap se­jumlah akses jalan yang menunju ke PAI. Wu­jud­nya antara lain peningkatan Jl Sangir, Jl Hal­mahera, pembangunan saluran air Jl Hal­ma­hera dan saluran samping Universitas Pan­ca­sakti (UPS) Tegal. Untuk kegiatan tersebut telah dianggarkan dana mencapai Rp 1,6 miliar.

Jadi, dengan kelengkapan seperti yang ada sekarang, PAI yang sekian lama selalu menjadi magnet pada saat Lebaran, bakal semakin ramai. Beberapa hari ini memang belum bisa dihitung. Tapi pihak pengelola memprediksi jumlah kunjungan bakal mencapai 6 ribu orang setiap harinya.

Apalagi semuanya telah dipersiapkan benar menjelang Lebaran. Kepala Dinas Pemuda Olah Raga Kebudayaan dan Pariwisata (Disporbudpar), Ir HM Wahyudi MM mengatakan, berdasarkan yang sudah-sudah, lonjakan jumlah pengunjung terjadi pada H+2 dan H+3. Karena itu, pihaknya kini terus melakukan perbaikan sarana dan prasarana yang kurang mema­dai, antara lain pembangunan area pakir di de­pan Masjid PAI dan Waterboom dengan luas men­capai 600 meter persegi. Selain itu, pening­katan jalan yang mengelilingi taman kura-kura.

Dia juga mengemukakan, pihaknya telah menyiagakan sejumlah petugas untuk pengamanan, menjaga kebersihan dan keselamatan pengunjung. Tak hanya itu, sejumlah personel Tim SAR dari Polairud juga dilibatkan untuk pemantauan di pantai.
Kasi Pengembangan Produk dan Usaha Pariwisata, Sudibyo menambahkan, pihaknya juga telah melayangkan surat kepada para pengelola perahu wisata untuk mempersiapkan alat-alat keselamatan bagi para pengunjung yang menggunakan jasa perahu wisata. Selain itu, seluruh pedagang dan tukang parkir diminta menjaga ketertiban dan kebersihan. ”Mereka dilarang memanfaatkan situasi dengan menaikan harga yang memberatkan para pengunjung,” ujarnya.

Ya, wajah baru PAI bisa menjadi magnet menarik untuk pewisata. Tentu tak hanya ketika liburan Lebaran, magnet itu bakal terus menarik di waktu-waktu selanjutnya. Yang lebih mengasyikkan lagi, lokasinya tak jauh dari pusat Kota Tegal.

Di Sini Bermula Angkatan Laut
MEMPELAJARI sejarah bangsa, tidak selalu harus dilakukan di bangku sekolah. Belajar sejarah dapat dilakukan dengan melihat benda-benda dan lokasi peninggalan masa lalu.
Saat ini, Kota Tegal memiliki sebuah objek wisata, yang dapat memberikan gambaran kepada generasi muda mengenai sejarah berdirinya TNI Angkatan Laut. Objek wisata tersebut bernama Monumen Bahari, terletak di kawasan obyek wisata Pantai Alam Indah (PAI) Kota Tegal.
Lokasi wisata tersebut sangat mudah dijangkau, karena terletak di jalur pantura, tepatnya sekitar 500 meter utara Jalan Yos Sudarso Kota Tegal. Monumen Bahari terletak di kiri jalan, sekitar 20 meter setelah pintu masuk kawasan PAI.
Monumen Bahari Kota Tegal diresmikan oleh Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Tedjo Edhy Purdijatno, Sabtu 20 Desember 2008. Pada bagian tengah, terdapat bangunan induk, yang digunakan sebagai ruang pameran.
Sejumlah alat utama sistem senjata (alutsista) yang sudah tidak terpakai, menghiasi sekeliling bangunan induk. Alat-alat tersebut merupakan sumbangan dari TNI Angkatan Laut, di antaranya kendaraan tempur tank PT 76, kendaraan tempur Pintam BRDM, pesawat udara Nomad N-22, meriam darat, bouyance, lampu navigasi, jangkar dan rantai, ranjau tanduk, serta terpedo MK 44.
Pengunjung dapat masuk dan melihat dari dekat, pesawat maupun senjata yang dipamerkan. Mereka tidak perlu berdesak-desakkan, karena Monumen Bahari dibangun di atas lahan yang cukup luas, sekutat 12.000 meter persegi.
Monumen Bahari di Kota Tegal merupakan monumen yang ke-35. Dari 34 monumen sebelumnya, 21 dikelola pemerintah daerah, sedangkan 13 dikelola TNI Angkatan Laut. Selain menjadi sarana rekreasi, keberadaan monumen tersebut diharapkan dapat mengembalikan jiwa bahari masyarakat Tegal, karena Angkatan Laut muncul dari Tegal.
Keberadaan Kota Tegal dalam sejarah berdirinya TNI Angkatan Laut, dapat dilihat dari brosur yang dapat diperoleh di sana. Kota Tegal menjadi cikal bakal terbentuknya Korps Mari­nir TNI Angkatan Laut, pada 15 No­vem­ber 1945, dengan nama Corps Ma­riniers. Selanjutnya, tanggal tersebut dijadikan sebagai hari lahir Korps Marinir.

Selain itu, Kota Tegal juga menjadi kota awal berdirinya Sekolah Angkatan Laut (SAL). Beberapa bangunan bersejarah lainnya yang dapat meyakinkan pengunjung mengenai peranan Tegal dalam sejarah berdirinya TNI Angkatan Laut, yaitu Gedung Pangkalan Angkatan Laut dan Monumen Kalibakung.
Monumen Kalibakung merupakan monumen yang menandai tempat itu pernah dipakai oleh Angkatan Laut RI sebagai tempat penyelenggaraan latihan opsir. Selain itu, terdapat sejumlah lokasi penyelenggaraan SAL, yang saat ini digunakan untuk asrama susteran PIUS dan SMKN 1 Tegal.

Bangunan-bangunan tersebut memang tidak berada dalam satu kawasan dengan Monumen Bahari. Meskipun demikian, pengunjung dapat menemukannya dengan berkeliling Kota Tegal dan sekitarnya.

Saat ini, pengunjung masih dapat menikmati objek wisata tersebut, de­ngan biaya yang murah. Tiket masuk Monumen Bahari masih menjadi satu dengan tiket masuk PAI. Padahal, harga tiket masuk objek wisata PAI cukup murah. Untuk orang dewasa hanya Rp 1.500 per orang, sedangkan untuk anak-anak Rp 1.000 per orang.
Selain Monumen Bahari, kawasan PAI juga dilengkapi waterboom dan anjungan wisata. Waterboom dibangun di atas lahan seluas 3.600 meter persegi, dengan kapasitas tempat luncuran maksimal 10 orang.
Keberadaan monumen tersebut diharapkan dapat menyerap tenaga kerja, sehingga membantu mengatasi krisis yang terjadi saat ini.(73) (Wawan Hudiyanto/)

Sumber : Suara Merdeka

Wista Bahari, Andalan Wisata Kab. Jepara

Jepara, CyberNews. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Jepara melihat wisata bahari masih menjadi tulang punggung perkembangan bisnis pariwisata di Bumi Kartini tahun ini.

Keberadaan Pantai Tirta Samudera Bandengan, Pantai Kartini, Pantai Benteng Protugis Keling, dan Pulau Karimunjawa akan dimaksimalkan untuk menarik wisatawan. Hal itu disampaikan Chaeron Syarifudin, kepala Disparbud Jepara kemarin.

Menurutnya, wisata bahari menempati posisi pertama dalam menyumbang pendapatan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jepara. Setelah itu adalah wisata belanja berupa produk-produk mebel ukir, monel, dan rotan Jepara. Terakhir berupa wisata religi di makam Sultan Hadirin dan Ratu Kalinyamat.

"Memang kondisinya demikian. Itu terlihat dari target pendapatan di beberapa pantai Jepara juga besar," kata Chaeron.

Dia lantas merinci pendapatan di Pantai Kartini sebesar Rp 485 juta, Pantai Bandengan Rp 512 juta, dan Pulau Panjang Rp 11,5 juta. Sedangkan di Pulau Karimunjawa ada wisma wisata yang ditarget memberikan pemasukan sebesar Rp 30 juta dan kapal kaca sebesar Rp 11 juta.

"Sedangkan untuk di Pantai Kartini juga masih ada potensi baru berupa Kura-kura Ocean Park (KOP) yang rencananya akan dilaunching pada Februari nanti dengan target awal sebesar Rp 100 juta," urai Chaeron.

Disinggung soal pendapatan di lokasi yang lain, Chaeron menjelaskan tidak terlalu besar. Seperti di Museum Kartini, dipatok target sebesar Rp 5 juta.

"Sedangkan untuk retribusi kebersihan sebesar Rp 9,5 juta. Kami akan berupaya maksimal agar pendapatan di berbagai lokasi wisata yang ada bisa tercapai," terangnya.

Dukungan

Namun, Chaeron menjelaskan upaya tersebut harus ditopang dengan kondisi alam yang baik. Ketika situasi seperti meletusnya Gunung Merapi, lanjutnya masih terjadi tantangan untuk mencapai target akan semakin berat.

"Selain itu, berkembangnya wisata Jepara juga butuh dukungan perkembangan ekonomi lokal. Ketika perekonomian semakin baik tentu kunjungan wisata juga ikut terkena imbasnya, begitupula sebaliknya," tuturnya.

Disinggung mengenai keberadaan pihak swasta yang membuat waterboom apakah akan mengurangi pendapatan Disparbud, Chaeron menilai tidak karena sudah ada perbedaan wilayah. Dia melihat kondisi wisata buatan dan alami tetap ada perbedaan sehingga tidak berpengaruh banyak.

"Kalau yang waterboom ini kondisinya lebih spesifik, berbeda dengan wisata bahari yang kami kelola. Karena itu, saya pikir tidak ada masalah". (Akhmad Effendi/CN19)

Baru Bakpia Tawang Mangu


BAKPIA pathok Yogyakarta, tentu sudah tak asing di telinga. Tapi bakpia Tawangmangu? Bisa jadi Anda belum pernah mendengarnya. Jika belum, bisa dimaklumi karena camilan itu memang belum lama beredar di pasaran.

Berbeda dengan bakpia pathok yang biasanya berisi kacang hijau, isi bakpia Tawangmangu adalah pisang raja dan ubi cilawu. Rasanya? Maknyus. Tak kalah nikmat dengan bakpia-bakpia yang sudah terkenal lebih dulu di pasaran.

Kreator bakpia yang kini jadi salah satu oleh-oleh khas objek wisata di lereng Gunung Lawu itu adalah Sukatno. Bagi penikmat kuliner ekstrim, nama Sukatno tentu tidak asing karena dia adalah pemilik Warung Makan Gunungmas, yaitu satu-satunya warung makan yang menyediakan menu olahan daging landak. "Bakpia ini mulai saya kembangkan sejak dua bulan terakhir," kata pria berusia 69 tahun ini.

Sukatno mengaku, ide awal membuat bakpia itu karena dia tipe orang yang tidak suka mengikuti tren. "Saya ini senang membuat sesuatu yang belum ada. Yang sudah ada dan yang belum ada itu lebih banyak yang belum ada. Ini yang perlu digali. Nah, bakpia isi ubi cilawu dan pisang raja ini kan di sini belum ada," jelasnya.

Sengaja dia membuat bakpia dengan isi ubi cilawu dan pisang raja, agar ada ciri khasnya. Sekadar tahu, pisang raja banyak ditemukan di Tawangmangu, sedangkan ubi cilawu, sebenarnya sebenarnya ubi cilembu yang dibudidayakan di Tawangmangu.

"Dulu saya diajak studi banding soal budidaya ubi cilembu oleh LPM UNS ke Bandung. Sepulang dari sana, ubi ini dibudidaya di Tawangmangu dan berkembang baik. Tahun 2004, saya panen dan Bu Rina (Rina Iriani, Bupati Karanganyar) hadir. Beliau yang memberi nama ubi cilawu, perpaduan ubi cilembu yang berkembang di lereng Lawu," paparnya.

Respon Bagus

Melihat dua potensi alam tersebut, otak kreatif dan naluri bisnis Sukatno bersinergi, hingga kemudian lahir bakpia Tawangmangu. Untuk pembuatannya, dia dibantu karyawan yang juga mengurusi warung makan miliknya. "Untuk isi bakpia, pisang raja saya beli di pasar. Kalau ubi cilawu, hasil dari kebun sendiri," tuturnya.

Selama dua bulan berproduksi, bakpia Sukatno mendapat respons bagus dari pasar. Setiap pekan, setidaknya 200 dus bakpia dia lempar ke pasaran. Tiap dus berisi 16 biji bakpia.

"Ada yang saya jual di warung makan saya, ada yang dititipkan ke toko-toko dan hotel di seputar Tawangmangu. Harga jual dari saya Rp 11 ribu. Tapi toko mau jual berapa, terserah mereka," ungkapnya.

Dia mengaku pemasaran bakpia buatannya baru di seputaran Tawangmangu. Dengan adanya bakpia tersebut, berarti melengkapi daftar menu khas Tawangmangu yang lahir dari tangan Sukatno.

Selain sate landak, pria yang memperoleh seabreg penghargaan karena kegigihan dalam berwirausaha itu juga sudah melahirkan menu khas bir plethok, yakni minuman yang terbuat dari 12 macam rempah-rempah. (Irfan Salafudin / CN26 )

Sumber : Suara Merdeka

Jateng Fair 2011 Arena PRPP Jawa Tengah

Jateng Fair 2011 dengan tema Bangga Jawa Tengahku ini dilaksanakan mulai 17 Juni hingga 10 Juli 2011. Kegiatan rutin tahunan ini seperti biasa diadakan di Pusat Rekreasi Promosi dan Pembangunan – Arena PRPP Jawa Tengah, Jl. Anjasmoro Tawang Mas Semarang.
Jateng Fair menampilkan pameran, promosi, informasi, hiburan, rekreasi, arena bermain anak dan keluarga serta kompetisi aneka lomba. Event ini demeriahkan oleh artis lokal maupun artis ibukota seperti SMASH, Shaggy Dog, On Air, Utopia, V-Minutes, Orkes Melayu Ken Arok, OM Madewa dan OM Monata.

Jateng Fair 2011 Arena PRPP Jawa Tengah

selamat datang di jateng fair 2011
Jateng Fair 2011 dengan tema Bangga Jawa Tengahku ini dilaksanakan mulai 17 Juni hingga 10 Juli 2011. Kegiatan rutin tahunan ini seperti biasa diadakan di Pusat Rekreasi Promosi dan Pembangunan – Arena PRPP Jawa Tengah, Jl. Anjasmoro Tawang Mas Semarang.

floating ball jateng fair

bianglala prpp

Jateng Fair menampilkan pameran, promosi, informasi, hiburan, rekreasi, arena bermain anak dan keluarga serta kompetisi aneka lomba. Event ini demeriahkan oleh artis lokal maupun artis ibukota seperti SMASH, Shaggy Dog, On Air, Utopia, V-Minutes, Orkes Melayu Ken Arok, OM Madewa dan OM Monata.

wahana misteri jateng fair 2011

Event Jateng Fair 2011 ini merupakan gelaran yang ke-38 dan diselenggarakan oleh PT PRPP Jawa Tengah dan Pemerintah Provinsi Jawa tengah dengan pelaksana Event Organizer PT Debindo Multi Adhiswasti dan Expotama Sinergi.
am Buka Jateng Fair 2011 Semarang:
Hari Senin – Sabtu: 16.00 – 22.00 WIB
Hari Minggu/Besar: 10.00 – 22.00 WIB

PT PRPP Jawa Tengah:
Alamat: Jl. Anjasmoro – Tawang Mas Semarang 50114
Nomor Telepon: 024 7620739 – 7617433 Fax7617433
email : manajemen@prppjateng.com
Website: http://prppjateng.com

Sumber : http://seputarsemarang.com/jateng-fair-2011

Paket Wisata Semarang - Bromo 03 Day, Transit

bromo
Karena begitu banyaknya permintaan yang masuk, kami berusaha mengakomodir semua permintaan, ini adalah paket dari SEMARANG - BROMO, paket ini sangat cocok bagi Anda yang tidak mempunyai banyak waktu berlibur.








Rencana Perjalanan
Hari I : Semarang – Probolinggo (Sn, D )
12:30 WIB : Persiapan berangkat menuju kota Probolinggo.
19:30 WIB : Selesai makan malam, melanjutkan perjalanan menuju Probolinggo.

HARI II : Bromo – Semarang ( B, L, D )
00:00 WIB : Tiba di Rumah Makan dan Hotel untuk transit.
01:30 WIB : Persiapkan berangkat wisata ke Bromo dengan membawa baju hangat.
02:00 WIB : Berangkat wisata dengan menggunakan transportasi khusus menuju obyek wisata Penanjakan untuk melihat sunrise.
04:30 WIB : Sampai di lokasi dilanjutkan wisata.
05:30 WIB : Selesai melihat matahari terbit di puncak penanjakan, perjalanan menuju Gunung Bromo.
06:00 WIB : Sampai di lokasi dilanjutkan wisata.
07:00 WIB : Selesai wisata di Gunung Bromo perjalanan kembalike hotel
08:30 WIB : Tiba di hotel untuk makan pagi, mandi dan persiapan check out.
10:30 WIB : Melanjutkan perjalanan menuju Tanggulangin
15:00 WIB : Tiba dilokasi dilanjutkan wisata belanja
17:00 WIB : Selesai wisata langsung menuju Semarang
18:30 WIB : Makan malam di hotel, istirahat atau free program.

HARI III : Bromo - Semarang
03:00 WIB : Diharapkan telah tiba di Kota Semarang yang tercinta dengan membawa kenangan indah bersama kami “Paradiso Tour” dan sampai ketemu di lain kesempatan.


HARGA NETT PER ORANG ( dalam Rupiah )
TRANSPORT
ELF
MEDIUM BUS
BIG BUS
PAX
12
25
27
40
48
59
HARGA
000,000
000,000
000,000
000,000
000,000
000,000

Paket sudah termasuk :
  • Transport Semarang – Bromo PP, AC, Avanza / Xenia
  • BBM dan Driver
  • Transit di Probolinggo
  • Lokal Transport Hartop
  • Makan dan Minum 4x sesuai program
  • Air mineral selama perjalanan
  • Tour Leader
  • Asuransi wisata
  • Tol, Parkir dll

Dapatkan HARGA TERBAIK dengan cara menghubungi kami melalui contak kami dengan menginformasikan jumlah peserta dan dapatkan penawaran terbaik dari kami, atau klik disini untuk menghubungi kami
 
Copyright © 2003. Paradiso Tour - All Rights Reserved
Proudly powered by Jimny Nekat
Semarang : Jl. Kol. H.R. Hardijanto, RT. 01 RW. IV, Sekaran Gunungpati, Telp. (024) 86458302, 081901095344 / 081327965326
Banjarnegara : Jl. Raya Wanadadi – Punggelan KM.03 Badakarya, Telp. (0286)5985338 / 085 747 138 766
Batang : Pandansari, RT. 5/II No. 08 Warungasem. Telp. 0815 696 5059