Semarang, Kompas - Sebelum membuat aneka program untuk Visit Jateng 2011, pemerintah perlu menetapkan sasaran utama program itu. Sasaran utama yang ditetapkan, antara wisatawan mancanegara ataukah dari dalam negeri, akan memengaruhi persiapan di berbagai bidang lain, terutama kegiatan promosi.
Demikian mengemuka dalam rapat pertama penyusunan konsep Visit Jateng 2011 di Kota Semarang, Selasa (27/10) malam. Rapat yang dihadiri pejabat Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Dinbudpar) serta para pakar itu menampung aneka ide dan masukan untuk menghasilkan suatu konsep yang jelas mengenai Visit Jateng 2011.
Konsultan Dinbudpar Jateng dari Jerman Norbert Kehl mengingatkan, sasaran utama wisatawan mancanegara (wisman) ataukah wisatawan nusantara (wisnus) mesti ditetapkan sebelum penjabaran detail konsep. Sasaran itu berpengaruh terhadap kegiatan promosi. Misalnya, untuk menyasar wisman, "Central Java" sudah lebih dikenal dunia ketimbang "Jateng".
"Sebenarnya sudah banyak wisman yang ada di Indonesia, seperti di Jakarta atau Bali. Kalau kita bisa menarik mereka ke Jateng, sudah sangat baik," kata Norbert.
Tak hanya wisman
Kepala Dinbudpar Jateng Gatot Bambang Hastowo sependapat dengan Norbert. Namun, Gatot berharap tidak hanya wisman yang meningkat, tetapi juga wisnus.
Selain menentukan sasaran, berbagai hal harus dibenahi sebelum 2011. Prioritas pembenahan di antaranya peningkatan kualitas produk wisata (destinasi), aksesibilitas transportasi wisatawan menuju Jawa Tengah, inventarisasi kegiatan budaya, serta menumbuhkan perilaku sadar wisata kepada masyarakat Jateng. Selama ini Jateng juga belum pernah mempelajari karakteristik wisman maupun wisnus serta memetakan seluruh potensi yang ada di Jateng.
Pengamat pariwisata dari Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga Eko Suseno HRM mengatakan, fondasi utama yang harus dibangun adalah motivasi dan kesadaran bersama. Setelah itu, identifikasi kegiatan yang sudah ada atau menyiapkan agenda baru untuk menarik wisatawan.
Guru besar sejarah budaya Universitas Negeri Semarang Wasino menyarankan pemerintah untuk mengangkat living tradition festival (upacara-upacara adat), teknologi tradisional seperti pembuatan keris, serta wisata religi. (uti)
Sumber : http://scriptintermedia.com/